Laman

Jumat, 25 Juli 2014

Kamu

Sejak detik kita terpaut, aku tak lagi merasa ganjil dan sendiri.
Kedua bola mata kita sudah saling mengenal.
Apakah mungkin untuk aku berharap rasa di sela canda tawa dan kedua bola matamu?

Aku rindu detik yang terasa cepat beralalu.
Meski waktu sering tak memahamiku,
Namun seisi tentang kamu selalu mampu membuat rindu menjadi candu.
Jejak senyummu tak pernah layu meski detik selalu berlalu.

Aku semakin rindu dengan dua bola matamu.
Ruang dimana aku selalu nyaman untuk tak berlalu.
Untuk tak melihat apapun selain kamu.
Untuk tak membaca apapun selain matamu.
Untuk tak merasakan apapun selain rindu.

lagi-lagi ku akui aku jatuh hati.
Kepada pemilik rindu yang tak pernah letih.
Kepada hati yang tak membuatku beralih.

2 komentar: