Tentang tangguh dan sabar, apa kamu tau aku sedang belajar untuk duduk manis dibarisan paling depan sana? belajar menjadi perempuan tersabar setelah ibu mu.
Belajar menjadi wanita tangguh yang mugkin atau tidak, akan mendampingimu dan anak-anakmu.
Mungkin banyak waktu untukmu menyeruput kopi panas dan menghisap rokok.
Tapi yang tak pernah ku tahu, adakah disana angka dengan satuan waktu yang kau peruntukkan sekedar berpikir tentang keadaanku, khawatir mungkin?
Aku tak selalu baik-baik saja, tapi aku berusaha menjalankan peran perempuan yang baik-baik saja untuk lelaki terbaiknya. Bukan demi apa-apa, melainkan agar kamu tak sepenuhnya menghawatirkan aku. Meski aku tak pernah tau kamu mengkhawatirkan ku atau tidak. Meski disetiap sakitku tak kau ucap "lekas sembuh", aku sedikit berharap kamu masih menyebut namaku dalam do'amu. Mungkin sekedar meminta Tuhan untuk menjagaku :)
Manusia memang tak ada yang sempurna, pun aku dalam mencintai Tuhan, apalagi mencintai kamu. Tetapi masih banyak harapku untuk kau menjadikanku perempuan paling sempurna setelah ibumu.
Pun aku sadari, harapku tak selalu jadi harapmu juga. Namun setidaknya aku tak pernah putus asa apalagi menyerah untuk menjadi perempuan terbaikmu meski tak sepenuhnya sempurna.
Sebab aku ganjil, maka kamulah genap ku :)
Selasa, 29 Juli 2014
Tak sekedar (BAHAGIA)
Bahagia tak sekedar tentang pelukan
Bahagia tak sekedar bercanda bersama
Bahagia tak sekedar tertawa bersama
Bahagia tak sekedar memberi kabar
Bahagia tak sekedar membagi dan memahami
Bahagia tak sekedar menyeka air mata
Bahagia tak sekedar menyeruput kopi bersama
Tetapi bahagia ialah;sesederhana istiqomah ku mendo'akan mu dan meng (amin)i segala do'a dan pinta terbaik mu. Aku yakin, meski tak sehangat pelukan, percayalah nikmat Tuhan lebih manis, dan rencana Tuhan lebih indah :)
Dari aku; perempuan yang menyayangimu :)
Bahagia tak sekedar bercanda bersama
Bahagia tak sekedar tertawa bersama
Bahagia tak sekedar memberi kabar
Bahagia tak sekedar membagi dan memahami
Bahagia tak sekedar menyeka air mata
Bahagia tak sekedar menyeruput kopi bersama
Tetapi bahagia ialah;sesederhana istiqomah ku mendo'akan mu dan meng (amin)i segala do'a dan pinta terbaik mu. Aku yakin, meski tak sehangat pelukan, percayalah nikmat Tuhan lebih manis, dan rencana Tuhan lebih indah :)
Dari aku; perempuan yang menyayangimu :)
Minggu, 27 Juli 2014
Bahagia tak hanya tawa
Aku melirik lelaki bertubuh biasa saja yang sedang duduk disebelahku.
Ia bukan lelaki yang terlahir dengan tampan rupawan.
Namun nyatanya dia lah yang kerap kali menjadi alasanku untuk tersenyum bahagia.
Meski bahagia tak terlalu sulit untukku, namun tetap saja bahagia selalu punya rasa dan cerita.
Aku:
Perempuan yang biasa saja dan tidak terlalu menawan.
Perempuan yang sedang mencintaimu secara biasa saja.
Perempuan yang tak pernah menanggalkan namamu di setiap do'a.
Perempuan yang tak pernah lelah menatap matamu dalam-dalam.
Perempuan yang menginginkan bahagianya bersamamu tak bisa di perhitungkan hingga hayat memisahkan.
Perempuan yang tak meminta lebih dari kebahagiaan.
Perempuan yang menginginkan kau sebut namanya dalam do'amu.
Perihal salah dan cela yang pernah terjadi sebabku, aku meminta maaf.
Percayalah, aku tak pernah sekalipun berniat menyakitimu.
Pun aku, PEREMPUAN yang TAK meragukanmu :)
Ia bukan lelaki yang terlahir dengan tampan rupawan.
Namun nyatanya dia lah yang kerap kali menjadi alasanku untuk tersenyum bahagia.
Meski bahagia tak terlalu sulit untukku, namun tetap saja bahagia selalu punya rasa dan cerita.
Aku:
Perempuan yang biasa saja dan tidak terlalu menawan.
Perempuan yang sedang mencintaimu secara biasa saja.
Perempuan yang tak pernah menanggalkan namamu di setiap do'a.
Perempuan yang tak pernah lelah menatap matamu dalam-dalam.
Perempuan yang menginginkan bahagianya bersamamu tak bisa di perhitungkan hingga hayat memisahkan.
Perempuan yang tak meminta lebih dari kebahagiaan.
Perempuan yang menginginkan kau sebut namanya dalam do'amu.
Perihal salah dan cela yang pernah terjadi sebabku, aku meminta maaf.
Percayalah, aku tak pernah sekalipun berniat menyakitimu.
Pun aku, PEREMPUAN yang TAK meragukanmu :)
Sabtu, 26 Juli 2014
Terimakasih
Aku pernah berdo'a untuk meminta tawa dan senyum setelah aku jatuh tersungkur.
Terimakasih kamu, penyembuh luka dan penebar cinta. Entah seperti awalnya, yang aku ingat hanyalah permintaan "kita" untuk tak berakhir. Segala rasa dan kata tentang bahagia dan cinta, patut aku sisihkan teruntuk kamu yang membahagiakan aku :)
Entah berapa lama waktu yang aku butuhkan untuk menikmati do'aku itu.
Aku memang selalu meyakini Do'a setiap hamba yang bersungguh-sungguh akan terkabulkan.
Yaaa,semoga saja do'akutak terbang terlalu jauh.
Perempuan: Aku perempuan biasa, yang belajar menjadi perempuan yang luar biasa dan bermimpi untuk menjadi Wanita yang sempurna.
Sebut saja aku terlalu gila dengan kemauanku, tapi Tuhan tidak pernah membatasi keinginan hambanya selagi ia benar-benar mau berusaha.
Jadi, tak salah kan jika aku menginginkan segalanya akan berakhir sempurna.
Kuawali dengan menangis dalam do'a.
Perempuan mana yang tak menangis jika disakiti oleh lelaki, terlebih lelaki yang dicintainya. Saya rasa, semua perempuan pasti pernah merasakan sakitnya disakiti oleh lelaki, atau mungkin sebatas di kecewakan hatinya.
Perempuan tetap saja perempuan, raga memang tak sekuat lelaki. Namun lihat jiwanya, dia pandai menjelma menjadi tegar, se tegar ketika lelaki yang dicintainya menyakitinya. Menahan tangis meski tak sepenuhnya tertutup oleh senyum. Namun perempuan selalu punya do'a untuk memulihkan jiwa.
Terimakasih kamu, penyembuh luka dan penebar cinta. Entah seperti awalnya, yang aku ingat hanyalah permintaan "kita" untuk tak berakhir. Segala rasa dan kata tentang bahagia dan cinta, patut aku sisihkan teruntuk kamu yang membahagiakan aku :)
Jumat, 25 Juli 2014
Aku tak mau
Ini bukan tentang apapun, tetapi ini aku yang tak mau meradangkan apa yang telah menjadi nanah.
Aku tak mau meremehkan apa yang sudah terlanjur menjadi nanar. Aku tak mau menjadi yang kedua setelah yang pertama hadir.
Jika yang ada bukanlah segalanya, kemudian aku hanya ingin menjadi yang terakhir yang tak pernah hilang dan pergi di sepersekian waktu yang aku miliki. Aku hanya ingin membagi segalanya dengan kamu.Dan mengiatnya erat-erat di pelabuhan yang sudah lama aku dambakan.
Waktu yang terikat bahagia memang tak ada yang tau. Tapi cerita dan perjuanganlah yang aku jejaki. Menggenggam kedua tangan kita erat-erat. Kemudian aku menautkan kelima jariku untuk kau genggam dan jangan pernah dilepas.
Yang kutakutkan bukan petaka, melainkan pisah yang tak kupinta. Akan datang waktu yang menjemputmu atau menjemputku untuk kita tak lagi bersama.
Ah,sudahlah...ini sudah malam. Yang ingin ku katakan hanyalah semakin larut mala semakin aku tak mau menyianyiakan balutan rindu ini.
Aku tak mau meremehkan apa yang sudah terlanjur menjadi nanar. Aku tak mau menjadi yang kedua setelah yang pertama hadir.
Jika yang ada bukanlah segalanya, kemudian aku hanya ingin menjadi yang terakhir yang tak pernah hilang dan pergi di sepersekian waktu yang aku miliki. Aku hanya ingin membagi segalanya dengan kamu.Dan mengiatnya erat-erat di pelabuhan yang sudah lama aku dambakan.
Waktu yang terikat bahagia memang tak ada yang tau. Tapi cerita dan perjuanganlah yang aku jejaki. Menggenggam kedua tangan kita erat-erat. Kemudian aku menautkan kelima jariku untuk kau genggam dan jangan pernah dilepas.
Yang kutakutkan bukan petaka, melainkan pisah yang tak kupinta. Akan datang waktu yang menjemputmu atau menjemputku untuk kita tak lagi bersama.
Ah,sudahlah...ini sudah malam. Yang ingin ku katakan hanyalah semakin larut mala semakin aku tak mau menyianyiakan balutan rindu ini.
Kamu
Sejak detik kita terpaut, aku tak lagi merasa ganjil dan sendiri.
Kedua bola mata kita sudah saling mengenal.
Apakah mungkin untuk aku berharap rasa di sela canda tawa dan kedua bola matamu?
Aku rindu detik yang terasa cepat beralalu.
Meski waktu sering tak memahamiku,
Namun seisi tentang kamu selalu mampu membuat rindu menjadi candu.
Jejak senyummu tak pernah layu meski detik selalu berlalu.
Aku semakin rindu dengan dua bola matamu.
Ruang dimana aku selalu nyaman untuk tak berlalu.
Untuk tak melihat apapun selain kamu.
Untuk tak membaca apapun selain matamu.
Untuk tak merasakan apapun selain rindu.
lagi-lagi ku akui aku jatuh hati.
Kepada pemilik rindu yang tak pernah letih.
Kepada hati yang tak membuatku beralih.
Kedua bola mata kita sudah saling mengenal.
Apakah mungkin untuk aku berharap rasa di sela canda tawa dan kedua bola matamu?
Aku rindu detik yang terasa cepat beralalu.
Meski waktu sering tak memahamiku,
Namun seisi tentang kamu selalu mampu membuat rindu menjadi candu.
Jejak senyummu tak pernah layu meski detik selalu berlalu.
Aku semakin rindu dengan dua bola matamu.
Ruang dimana aku selalu nyaman untuk tak berlalu.
Untuk tak melihat apapun selain kamu.
Untuk tak membaca apapun selain matamu.
Untuk tak merasakan apapun selain rindu.
lagi-lagi ku akui aku jatuh hati.
Kepada pemilik rindu yang tak pernah letih.
Kepada hati yang tak membuatku beralih.
Langganan:
Postingan (Atom)